Selasa, 01 Maret 2011

Per-Indonesia-an....

Carut marut dunia per-Indonesia-an memang tidak akan mudah untuk dibenahi. Semua orang saling teriak maling. Semua orang saling tuding. Setiap orang saling menyelamatkan diri. Setiap orang saling menghianati. Sudah tidak ada yang bisa diharapkan untuk bisa memperbaikinya.


Korupsi dan kolusi masal ini sudah mendarah daging, hingga dalam 100 tahun kedepan pun rasanya sulit untuk menghilangkan budaya ini. Bayangkan saja bila harus mengganti semua orang-orang yang saat ini duduk disemua lapisan pemerintahan. Hal yang tidak mungkin dilakukan. Opsi selanjutnya dengan mengkader jiwa-jiwa muda yang idealis untuk bertahap menggantikan mereka. Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah tidak akan terkontaminasi oleh senior yg semuanya sudah bahu-membahu dalam kejahatan.

Bila sudah seperti itu solusi apa yang paling baik untuk negeri ini merupakan PR bersama yang harus dicanangkan mulai saat ini. Hanya sudah pasti semua merasa punya solusi untuk masalah itu, oleh karenanya hampir semua orang merasa mau menjadi pemimpin untuk negeri ini. Lebih parahnya kelompok “sakit hati” akan selalu terbentuk bila gagal dan sifat destructive akan lansung dilancarkan pada yang mereka anggap sebagai rezim. Rakyatlah yang menderita kemudian.

Awalnya demokrasi menjanjikan kebaikan pada negeri ini. Dalih demokrasi menjadikan semua berlomba-lomba mendirikan komunitas masing-masing. Sejuta partai terbentuk dengan masing-masing mengusung tema yang sebenarnya sama satu sama lainnya. Pengambilan keputusan ditingkat legislatif sama halnya suit anak TK yang memperebutkan tempat duduk dipojok ruangan. Kebebasan pers dan berbicara lebih sering disalah gunakan untuk kepentingan pribadi dan golongan.

Sebenarnya apa yang dibutuhkan negeri ini untuk menjadi lebih baik bukanlah bercermin pada negara lain yang lebih maju. Sehingga tidak perlu yang namanya studi banding untuk membenahi sistem ketatanegaraan negeri ini. Suatu sistem berjalan seiring waktu sesuai dengan kebutuhan dan sangat dipengaruhi oleh sejarah pelaksanaan sistem itu sendiri. Hal itu yang menyebabkan hasil studi banding dipastikan tidak akan bisa diterapkan dengan hasil yang sama dimananapun itu berada.

Bercermin pada diri sendiri itulah yang bisa menjadikan negara ini kuat. Keragaman kultur dan budaya bisa menjadi solusi memberantas kemiskinan. Kekayaan alam dan manusia bisa dijadikan modal pembangunan. Tancapkan nasionalisme pada setiap warga akan menjadikan negara ini pantang mundur menghadapi gertakan luar. Semua sepertinya sudah tersedia dinegara kita ini. Kita hanya perlu mengetahui dan mengolahnya.
Selanjutnya...

Kamis, 20 Januari 2011

Untuk Yang Terkasih...

wahai mentari lama ku tak bersua
lelah raga ini terasa tanpa sinaranmu
layu bak lembayung tanpa embun pagi
rana bak bunga matahari dimalam hari
cahayamu menambahkan gairah hidup
mendetakkan denyut makhluk bernyawa
mendendangkan nyanyian kehidupan
selaras tarian lambaian gurun sahara

indah pagi ini memeriahkan hari
memulai rayuan sang rembulan yg ku hiraukan
karena ku merindukanmu
mentari pagiku
Selanjutnya...

Selasa, 18 Januari 2011

Ternyata aku memang bener-bener.....


Akhirnya “punya” blog juga. 

Sudah sekian lama ingin mempunyai sebauh blog sebenarnya. Tapi bisa dikatakan juga sudah lama “punya” blog sesungguhnya. Saya beri tanda kutip disana karena memang saat terpikirkan untuk membuat sebuah blog saya langsung membuatnya. Di beberapa tempat yang berbeda bahkan. Hanya saja entah memang kurang ada niat atau kemampuan, akhirnya semua blog yang sudah dibuat langsung berakhir begitu saja setelah dimulai.


Waktu terus berjalan, sekian lama bergulat dengan internet dan segala macam yang berhubungan dengannya saya hanya memanfaatkan jejaring sosial. Sangat booming memang, boleh dibilang tidak gaul kalau tidak punya account f***book atau t***ter. Sampai akhirnya tersadar dan kembali menapak ke bumi bahwa kita bisa melakukan lebih dengan dunia maya ini.

Berkutat dengan jejaring sosial memang mengasikkan dan pasti ada manfaatnya bagi yang bisa mengambil keuntungan dari sana. Tapi bagi saya yang hanya untuk melihat-lihat saja tidak hanya membuang-buang waktu tapi juga dana yg tidak sedikit untuk dialokasikan hanya untuk kesenangan itu. Karena pada akhirnya sudah menjadi suatu kebutuhan hingga terasa tidak afdol kalau pagi-pagi belum buat “status” ataupun cek status teman-teman lain. 

Sudah seringkali terpikirkan untuk memanfaatkan dunia maya ini termasuk dunia jejaring sosial untuk mendapatkan “penghasilan” tambahan. Tapi apa boleh dibuat, sudah muter-muter keseluruh penjuru dunia maya tapi tidak menemukan yang mudah dan tepat plus cepat untuk mewujudkan keinginan tersebut. Memang tidak akan ada yang mudah dan tidak akan dibuat mudah kalau belum dicoba (ya iyalah cuma muter-muter doang...). Sampai akhirnya memutuskan untuk punya blog dalam artian yang sesungguhnya.

Perjalanan yang panjang

Keputusan untuk memulai kembali yang sudah lama dimulai dengan pertimbangan bahwa blog memiliki keuntungan ganda dalam hal perdunia mayaan. Kita tetap bisa menjalin hubungan dengan sesama blogger seperti halnya pada jejaring social. Ditambah dengan manfaat lebih dari seringnya membaca “status” antar blogger berarti kita akan mendapatkan informasi yang akan berguna. Kita bisa “mencuri” berbagai macam ilmu yang dibagikan secara gratis dan berserakan dimana-mana. Disamping itu kita bisa mengembangkan blog kita untuk dunia bisnis saat traffic blog kita sudah dilirik para “investor”.

Hanya saja ternyata bukan hal yang mudah untuk memulai sesuatu. Apalagi diperparah bahwa itu baru disadari saat tulisan ini dibuat. Saya adalah orang yang kurang dalam hal “continue”, atau kata orang jaman sekarang anget-anget tai ayam. Sepertinya masalah itu juga yang telah membuat permulaan itu berakhir begitu saja. Jadi untuk saat ini saya harus pertegas kembali mengenai niat yang harus dilanjutkan dengan tindakan. Karena niat tanpa tindakan tidak akan membuahkan apa-apa dan begitu juga sebaliknya.

Tidak berhenti disitu saja karena ternyata saya juga kurang pintar dalam hal bahasa pemprograman. Setelah memulai kembali saya dihadapkan pada kenyataan bahwa untuk membuat sebuah blog sesuai selera tidaklah semudah membalik bahkan telapak kaki gajah sekalipun. Terbayang kode-kode yang bahkan tidak tau fungsinya untuk apa. Oh iya, saya pernah beli buku cara buat blog. Semua kode-kode itu saya telan mentah-mentah, bahkan itupun awalnya tidak bisa membantu karena walau sudah saya tuliskan yang menurut saya sudah sesuai instruksi tapi tidak juga berfungsi. Apa yang terjadi?? yah saya putuskan untuk buat dua blog, satu untuk segala macam percobaan dari hasil percontekan dan satu lagi yang serius untuk dilanjutkan.
Alhasil, ini lah tampilan blog yang saya utarakan sebagai hasil serius tadi. Maaf, bukan hasil serius sebenarnya, karena saya lebih serius mengerjakan blog “percobaan”. Kemudian saat berhasil disana saya langsung praktekan disini. Semoga suatu saat nanti saya bisa memanfaatkan blog itu dengan lebih layak. Maklum masih juga belajar dan belum ada selesainya karena yang pasti tidak akan pernah selesai. Proses adalah keberhasilan atau kegagalan yang terus-menerus kita capai hingga pada akhirnya kita tidak akan pernah bisa menentukan mana hasil yang sesungguhnya seiring berjalannya waktu dikarenakan keinginan manusia yang tidak akan pernah ada habisnya.

Ternyata saya juga…

Proses terus berjalan. Contek sani-sini. Muter-muter diberbagai blog yang menyediakan layanan gratis untuk pemula. Membolak-balik buku sampe lecek karena setiap yang dituliskan tidak jua mendapatkan hasil. Gonta-ganti template karena tidak ada yang cocok. Eh bukannya tidak cocok juga, tapi seringkali template yang tidak bersahabat hingga terlalu susah bagi saya untuk mengutak-atiknya. Sampai-sampai berpikir; seandainya ada orang disini yang bisa ngajarin langsung. Sudah tanya temen-temen kantor juga tidak ada yang tau. Ya ampun segitunya kah virus internet hanya untuk jejaring sosial sudah merebak. Hingga orang-orang pintar semua terjebak didalamnya.
Sedikit tapi pasti melewati proses yang tidak semulus jalanan di ibu kota, blog ini pun siap untuk dimasuki ide-ide yang hanya menumpuk. Saking tingginya tumpukan, saya bingung mau di isi apaan ini blog ya??? Tapi yang pasti saya tahu bahwa semua manusia pernah mengalami hal ini. ‘Ketidak tahuan yang didasari pada ide-ide yang tidak pernah tercurahkan pada tempatnya’ kalau boleh saya ejawantahkan. Disadari atau tidak, pada dasarnya kita mampu, tapi tumpul karena tidak pernah tersentuh gerenda-gerenda yang akan mempertajam kemampuan kita.

Sampai disitu saya pikir “let it flow” saja lah. Untuk saat ini biarlah ini menjadi buku harian yang akan terisi dengan curhatan-curhatan dan ocehan-ocehan yang terpikirkan saat ingin disampaikan. Semoga lebih lanjut akan terasah kembali sisi kemampuan saya. Apalagi setelah lama tidak berkutat dengan kata-kata tersurat, terasa sangat susah untuk menemukan komposisi alphabet yang tepat hanya untuk mengutarakan isi hati.
Sampai disini saya sudah bisa sombong karena sudah “punya” blog. Tapi kemudian terasa sangat kecil karena sejalan beriringan dengan waktu dan semakin saya mengetahui sisi-sisi lain dunia ini ternyata begitu banyak yang bisa kita lakukan. Kita hanya cukup menguatkan hati dan semua akan terbuka dengan sendirinya. Berkeloknya jalan hanya membuat pisau semakin tajam untuk digunakan. Semakin sulit tantangan maka akan semakin memuaskan dahaga keingin tahuan kita. Semakin terjal jalan yang kita daki, hanya akan membuat kita semakin tahu fokus langkah kaki ini.

Saya hanya berharap ini tidak akan berakhir kembali seperti sebelumnya.

Selanjutnya...

Rabu, 12 Januari 2011

Salam Perkenalan

Bismillahirrohmanirohim

Sesuatu yang baik akan selalu lebih baik jika diawali perkataan yang baik dengan menyebut nama-Nya yang Maha Baik. Dengan harapan bermanfaat untuk semua hal yang sudah dan akan dilakukan pada lembar-lembar putih nan bersih ini. Lalu diiringi menyebut nama kekasih-Nya. Seorang manusia mulia yang dimuliakan oleh Yang Maha Mulia.


Perkenalan pertama seharusnya bisa membuat kesan yang akan tidak bisa dilupakan oleh para pembaca budiman. Namun apa boleh dibuat jika coretan ini masih berkesan amatiran karena memang begitu adanya. Tapi untuk jadi optimis bukanlah dosa bagi orang yang berangan untuk menjadi seseorang yang lebih di segala hal. Walaupun terlalu sombong untuk catatan kecil yang belum terlihat hasilnya juga bukan hal yang baik. Tapi usaha boleh kan?

Untuk saat ini mungkin masih dalam tahap belajar. Proses selalu diharuskan untuk mendapatkan hasil yang merupakan bukan tujuan utama untuk dicapai. Selalu punya visi dan misi akan selalu membuat semua hal punya arah untuk dijadikan pegangan. Dan harapan akan menjadi bumbu penyedap untuk memudahkan semua hal yang mustahil menjadi mungkin untuk dilakukan.

Harapan itu juga yang membuat hal ini terwujud. Memiliki sebuah catatan pribadi yang mungkin akan bermanfaat bagi orang banyak akan lebih baik rasanya. Dan dengan sedikit bantuan dari terkasih semoga akan dilanjutkan untuk hal yang lebih positif. Untuk banyak belajar dari “guru-guru yang berserakan dimana-mana” jika dikutip dari motto kawan-kawan lama.

Terakhir tapi juga awal dari semua halaman berikut yang akan panjang tentunya, semoga akan bermanfaat. 

Amin
Selanjutnya...